Sabtu, 07 Mei 2016

Situs Sejarah Bumi Alit Kabuyutan Masih terjaga


Situs Rumah Adat Sunda "Bumi Alit Kabuyutan"
Ditengah hiruk-pikuk kehidupan modern dan padatnya pemukiman penduduk,tampak terlihat sebuah bangunan kokoh yang masih terawat,yaitu rumah adat tradisional Sunda Situs Bumi Alit Kabuyutan. Situs ini,merupakan salah satu dari puluhan atau mungkin ratusan peninggalan sejarah leluhur tatar pasundan,yang berada di Jawa Barat pada masa lampau.Lokasi situs berada di Kampung Kabuyutan,Desa Lebakwangi-Batukarut,Kecamatan Arjasari Kabupaten Bandung.Jum’at (15/4/16).

Areal situs terletak disebuah lahan dengan luas sekitar 1.662 m2 (118 tumbak ),material bangunan yang tersedia terdiri dari pintu gerbang,bangunan benteng berwarna merah,bale panglawung dan sebuah bangunan yaitu rumah panggung yang berupa tiga buah ruangan,terdiri dari pancalikan,panjuaran dan dapur.

Di dalam ruangan panjuaran,terdapat rupa-rupa perkakas perang jaman dahulu seperti Pedang,Sumbul,Gobang, Tombak, Kujang, Keris dan Badi yang dianggap sebagai benda pusaka.Selain itu,terdapat pula seperangkat gamelan Sunda (mirip gamelan Degung) yang  disebut “Gamelan Embah Bandong” atau sering disebut “Goong Renteng”.Gamelan tersebut,disimpan secara terpisah dari lingkungan Situs Bumi Alit Kabuyutan.

Pengurus Sasaka Waruga Pusaka Oman (75) menuturkan,benda pusaka yang berada di situs ini masih ada dan terpelihara.Situs Bumi Alit Kabuyutan ini,tidak diperuntukan untuk umum dan tidak sembarang orang yang bisa memasuki area situs,kecuali pada bulan-bulan tertentu seperti Maulid Nabi Muhammad Saw.“Setiap tahun barang-barang tersebut diperiksa dan dirawat dalam suatu tradisi yang dinamakan ngarumat barang pusaka atau dalam istilah Lebakwangi - Batukarut,dinamakan ngebakeun atau memandikan.Masyarakat umum hanya bisa berkunjung tepatnya pada tanggal 12 Maulid saja.Tuturnya.

Masyarakat Lebakwangi Batukarut,sampai saat ini masih tetap menjalankan kegiatan tersebut,karena mereka mempunyai tekad yang kuat untuk menghargai serta mencintai akan peninggalan  warisan dari leluhurnya dan mereka berupaya mempertahankan serta melestarikan adat dan kebudayaan sunda.

“Dengan adanya situs di era modern ini sangat bagus,malah kita mencoba merawat dan memelihara apa yang ada di dalamnya,sebagai penyeimbang antara spiritual,alam dan budaya.Soalnya dijaman modern seperti ini jarang ada nilai-nilai seperti ini.Maka dari itu,kita harus bisa menjaga nilai-nilai kebudayaan leluhur sebagai identitas.Kita mau mengikuti siapa kalau yang diikuti sudah dilupakan".Ujar Algi Gilang Darmawan (21).
Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Unordered List

Pages

Theme Support